Lahir dan pertumbuhannya
Nama
Hasan bin Yasar, maula (hamba yang dimerdekakan untuk laki-laki, untuk
perempuan maulat) milik sahabat yang mulia Zaid bin Tsabit dan ibunya,
Khairah maulat milik Ummu Salamah, istri Nabi saw.Hasan lahir di
Madinah, kira-kira tahun 30 H, dia tumbuh di rumah istri-istri Nabi,
terutama rumah Umu Salamah. Dia terdidik di pangkuan Umu Salamah yang
merupakan salah satu wanita Arab yang paling sempurna akal pikirannya,
paling bijaksana, istri Nabi yang paling luas ilmuanya dan paling banyak
meriwayatkan hadis dari beliau. Juga termasuk hitungan wanita Arab yang
tahu tulis baca di zaman Jahiliah. Hasan juga mendapatkan kehormatan
dapat menyusu dari Umu Salamah pada saat ibunya pergi untuk suatu
keperluan. Maksud Umu Salamah hanya untuk menghibur Hasan kecil yang
sedang menangis karena lapar tetapi dengan kehendak Allah tetek beliau
mengeluarkan susu. Demikianlah Hasan terus berpindah-pindah dari rumah
Ibu kaum Mukminin yang satu ke rumah Ibu kaum Mukminin yang lain. Dari
iklim yang bersih itu Hasan menghirup akhlak, agama dan ilmu
pengetahuan.
Menuntut ilmu
Hasan
berguru kepada sahabat-sahabat terkemuka di Mesjid Rasul saw. seperti;
Usman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa
Al-Asy‘ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah dan Abdullah bin
Umar.Lalu dia pindah ke Basrah bersama kedua orang tuanya. Basrah pada
saat itu adalah salah satu pusat keilmuan terbesar. Mesjidnya selalu
ramai dengan para sahabat yang datang silih berganti, terutama Abdullah
bin Abbas yang selalu disertai oleh Hasan Al-Bashri. Dari sahabat inilah
dia belajar tafsir, hadis dan ilmu membaca Alquran. Dari sahabat lain
Hasan belajar fikih, sastra dan bahasa, hingga menjadi orang yang
ilmunya paling banyak pada zamannya.Akhirnya banyak orang yang
mendatangi majlis pengajian Hasan yang menjadi banyak dicintai orang dan
namanya terkenal ke mana-mana.
Pujian ulama kepada dirinya
Salah
seorang sahabat dekatnya, Khalid bin Shafwan mengatakan, “Dia adalah
orang yang batinnya sama dengan lahirnya dan perkataannya sama dengan
perbuatannya. Apabila berpesan untuk melakukan kebaikan dia adalah orang
yang paling banyak melakukannya dan apabila melarang dari keburukan dia
adalah orang yang paling banyak meninggalkannya. Saya benar-benar telah
mendapatkannya sebagai orang yang tidak membutuhkan orang lain di saat
orang lain sangat membutuhkan dirinya.”Maslamah bin Abdul Malik juga
mengatakan tentang dirinya, “Bagaimana bisa tersesat suatu kaum padahal
di dalamnya ada Hasan Al-Bashri?”
Nasehatnya kepada para penguasa
Dia
tidak pernah meninggalkan memberikan nasehat kepada para penguasa
apabila hal itu dia anggap benar, meskipun keras. Sampai pada saat
dimintai pendapat oleh Umar bin Hubairah tentang perintah yang diberikan
oleh khalifah Yazid bin Abdul Malik yang menurtnya tidak tepat, “Ibn
Hubairah! Takutlah kepada Allah dalam melaksanakan perintah Yazid dan
jangan takut kepada Yazid dalam melaksanakan perintah Allah. Ketahuilah
bahwa Allah swt. pasti melindungimu dari Yazid, sedang Yazid tidak mampu
melindungimu dari Allah. Ibn Hubairah, sebentar lagi akan datang
kepadamu seorang malaikat yang kejam dan tidak pernah melanggar perintah
Allah, untuk memindahkanmu dari dipan dan istana yang luas ini ke
kuburan sempit yang tidak engkau temukan Yazid di sana. Sebaliknya
engkau akan menemukan amal perbuatanmu yang melanggar perintah Tuhan
Yazid. Ibn Hubairah! Jika engkau bersama Allah dan taat kepada-Nya, akan
selamat dari musibah Ibn Abdul Malik di dunia dan akhirat. Tetapi jika
bersama Yazid dalam melakukan maksiat kepada Allah, Allah akan
menyerahkan dirimu kepada Yazid. Ketahuilah wahai Ibn Hubairah! Bahwa
seorang makhluk —siapapun orangnya— tidak boleh ditaati jika dia
melanggar perintah Allah.” Ibn Hubairah lalu menangis hingga air matanya
membasahi janggutnya.Pesan-pesannya:Pesan-pesan Hasan Al-Bashri
menggetarkan hati, menggugah orang-orang yang lalai dan membuat air mata
pendengarnya bercucuran. Dia pernah mengatakan, “Permisalan antara
dunia dan akhirat adalah bagaikan timur dan barat. Apabila engkau
bertambah dekat ke salah satu dua arah itu, berarti anda telah bertambah
jauh dari akhirat. Dunia adalah kampung, permulaannya susah payah dan
akhirnya kebinasaan. Dalam barang halalnya perhitungan, dan dalam barang
haramnya siksaan. Barangsiapa merasa cukup dengannya, dia telah
tertipu, barang siapa membutuhkannya, dia bersedih.”
Wafatnya
Hasan
Al-Basri wafat pada tahun 110 H. Ketika itu penduduk Bashrah
berbondong-bondong mengantar jenazahnya pada hari Jumat, awal Rajab.
Semoga Allah memberinya kasih sayang yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar