Oleh : Syaikh Abdul Qadir Isa (Mursyid Thariqah Syadziliyyah)
Orang-orang
yang menusuk dunia Sufi dalam Islam dan ingin merobohkan bahkan ingin
menghancurkan dengan berbagai kedustaan, dengan melemparkannya melalui
pandangannya yang sesat terbagi menjadi berbagai kelompok : Ada yang
memusuhi karena benci dan dendam pada Islam, ada juga karena
kebodohannya terhadap hakikat Tasawuf, lalu mereka terkubang dalam
kebodohan yang mendustakan.
Kelompok
Pertama: Adalah musuh-musuh Islam dari kaum Zindiq Orientalis dan
antek-anteknya melalui rentetan perang Salib dan aktivitas kolonialisme
yang penuh dendam, semata mereka hanya ingin merobohkan benteng-benteng
Islam, menghancurkan rambu-rambu utamanya, dan menebarkan racun
permusuhan dengan mengembangkan konflik antar barisan Islam. Mohammad
Asad, salah satu orientalis yang masuk Islam telah membuka kedok mereka
dalam bukunya, al-Islam fi Muftariqit Thuruq, ketika membicarakan
pengaruh perang Salib.“Mereka memiliki semangat besar untuk meneliti
Islam dalam rangka mengetahui rahasia kekuatannya, agar mereka tahu dari
mana pintu-pintu masuknya, dan dari gerbang mana jalan menuju umat
Islam untuk merobohkan dan merekayasa keburukannya. Diantara para
orientalis itu, yang paling berpengaruh adalah RA Nicholson dari
Inggris, Goldziher Yahudi, Louis Massignon dari Perancis dan lainnya. Di
satu sisi mereka menebar racun dalam madu, dan memuji Islam dalam
sebagian buku-bukunya agar menarik respon pembaca. Ketika mulai
tertarik, mereka membuat pengaruh pada akidahnya, lalu menebar kebatilan
dalam hatinya untuk ditaburkan pada Islam, dengan berbagai dosa dan
dusta. Kadang-kadang mereka membuat rincian akademik yang spesifik,
bahkan berjubah keagamaan, lalu mengenalkan Tasawuf sebagai ruhnya
Islam. Namun di satu sisi mereka menegaskan bahwa Tasawuf itu
sesungguhnya warisan dari Yahudi, Nasrani dan Budha. Mereka membuat
keraguan pada pembacanya bahwa Tasawuf adalah pandangan yang telah
menyimpang dan sesat, seperti pandangan tentang Hulul dan Ittihad,
Wahdatul Wujud, dan Wahdatul Adyan.Kita tahu, dan kita tidak asing
dengan tudingan mereka, karena mereka adalah musuh. Karena demikian
watak musuh dan pemakar. Kita tidak perlu lagi merinci hujatan mereka,
karena kita sudah mengenal watak para musuh dunia Sufi dengan tujuannya
yang begitu kotor.
Namun
yang memprihatinkan kita adalah mereka yang mengaku sebagai tokoh
Islam, tetapi mereka mengadopsi pandangan-pandangan musuh Islam itu
untuk dijadikan pegangan demi menusuk Islam dari dalam, yaitu Ruhul
Islam dan Mutiara Islam, yang tidak lain adalah Tasawuf. Apakah
dibenarkan bagi seorang muslim yang berakal, mengambil pandangan dari
musuh-musuh Islam yang kafir demi menusuk sesama saudaranya yang muslim?
Maha Suci Allah, sungguh sebuah kebohongan besar. Kalau saja para
orientalis itu benar-benar membela Islam, benar-benar tulus dalam tesis
mereka dengan keinginannya memurnikan Islam dari kotoran, kenapa mereka
juga tidak memeluk Islam? Kenapa mereka tidak menggunakan metode muslim
bagi pandangan hidupnya?
Kelompok
Kedua adalah mereka yang bodoh terhadap ajaran hakikat Tasawuf Islam,
karena mereka tidak mendapatkan bimbingan dari tokoh Sufi yang benar dan
dari kalangan Ulamanya yang Ikhlas. Bahkan mereka mengambil analisa
tentang tasawuf dengan pandangan yang mengaburkan, jauh dari kejelasan
dan fakta. Mereka ini terbagi-bagi:
Mereka mengambil pandangan Sufi dari kalangan yang mengamalkan tasawuf secara menyimpang yang mengaku sebagai gerakan Tasawuf, tanpa membedakan antara hakikat Tasawuf yang terang dengan peristiwa-peristiwa penyimpangan tasawuf.
Ada kalangan yang terpeleset karena sesuatu yang ditemukan dalam kitab-kitab Tasawuf, sebagai rahasia tersembunyi, lantas menafsirkan menurut selera mereka tanpa adanya pendalaman hakikatnya, bahkan mereka memahami menurut perspektif mereka sendiri, menurut pengetahuan mereka yang terbatas dan dangkal. Tanpa mereka mau merujuk pada wacana dunia Tasawuf yang terang dan jelas yang tidak melanggar syariat. Mereka tidak menerjemahkan melalui pandangan kaum Sufi sendiri terhadap hal-hal yang tersembunyi itu.Mereka ini semisal orang yang dalam qalbunya ada penyimpangan dan penyakit jiwa, lalu menakwilkan ayat-ayat Al-Qur’an yang Mutasyabihat dengan penafsiran dangkal mereka yang menyimpang, tanpa mereka memahami ayat-ayat Muhkamat (tegas) dan jelas makna dan tujuannya. Allah Ta’ala berfirman:“Dialah yang menurunkan kepadamu Kitab, darinya ada ayat-ayat Muhkamat dan disanalah ada Ummul Kitab, dan ayat lain bersifat Mutasyabihat. Sedangkan mereka yang hatinya ada penyimpangan, mereka mengikuti yang kabur dari ayat itu demi menimbulkan fitnah dan meraih rekayasa pemahaman.”Karena itu agar tidak disalahpahami, sejumlah Ulama Sufi menjelaskan berbagai rahasia Tasawuf dalam kitab-kitabnya, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Araby dalam kitabnya Al-Futuhatul Makkiyyah dan Ar-Risalah oleh al-Qusyairy.
---(ooo)---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar