Anak-anak muridku sekalian….
Ingatlah,
sebelum diingatkan, tanpa anda harus diperintah anda mendekat kepada
Allah. Bergaullah dengan kalangan ahli agama, karena mereka adalah
manusia paling berakal dan mengerti siapa yang paling taat kepada Allah
dan siapa paling maksiat padaNya.Nabi saw, bersabda, “Beruntunglah
anda…” Artinya anda sangat butuh kepadaNya dan anda cukup bersamaNya.
Bila
anda bersama Ahlud Din, dan anda mencintainya anda akan merasa cukup,
dan hati anda akan lari dari kemunafikan. Karena kaum munafik
sesungguhnya hanya suka pamer, tidak ada yang diterima amalnya. Allah
tidak menerima bentuk amal anda, rupa amal anda, tetapi Allah menerima
apa yang ada dibalik amal anda, hati anda. Jika anda melawan hawa nafsu
anda, setan anda, duniawi anda dalam amaliyah anda, Allah akan menerima
anda.
Berbuatlah
kebaikan, Allah akan menerima dari sisi jiwanya. Dan jangan melihat
amaliyah anda sedikit pun, karena Allah tidak akan menerimanya kecuali
amaliyah itu hanya untukNya, demi WajahNya, bukan untuk wajah
makhluk.Celaka anda ini! Anda berbuat baik demi makhluk, tetapi ingin
diterima oleh Allah Azza wajalla. Ini sebuah penipuan dari diri sendiri.
Tinggalkan kerakusan anda, kesombongan anda, kesenang-senangan anda.
Anda harus prihatin, jangan bersenang-senang, sebab anda berada di alam
keprihatinan dalam penjara dunia.Nabi Saw senanatiasa bertafakkur, tidak
banyak gembiranya, banyak prihatinnya, tidak banyak tertawanya kecuali
hanya tersenyum, hanya untuk menyenangkan lainnya.
Hati
Nabi penuh kerpihatinan dan kesibukan bersama Allah. Jika saja bukan
karena para sahabat dan perkara dunia ini, Nabi saw, tak akan pernah
keluar dari rumahnya dan tak pernah duduk dengan siapapun.Wahai anak
muridku.
Jika
Khalwat anda benar bersama Allah Azza wa-Jalla Sirrmu akan cemerlang dan
hatimu akan jernih. Pandangan anda akan penuh pelajaran. Hati anda akan
penuh dengan tafakkur, ruh anda akan membubung menuju Allah Azza
wa-Jall, wushul kepadaNya.Memikirkan dunia justru menyiksa dan
menghijab. Sedangkan tafakkur tehadap akhirat membuahkan pengetahuan dan
menghidupkan hati. Allah tidak memberikan anugerah bagi orang yang
tafakkur kecuali pengetahuan mengenai dunia akhirat.
Wah!
Anda telah menelantarkan hati anda di dunia, sedangkan Allah Azza
wa-Jall, telah memberikan segalanya untuk anda. Allah telah menentukan
waktu setiap hari bagi anda, dan Allah telah terus menerus melimpahkan
rizki pada anda, baik anda mencarinya atau tidak. Ambisi dan kerakusan
anda telah membuat anda hina di depan Allah maupun di depan makhluk.
Dengan iman yang kurang anda lalu mencari rizki, padahal ketika iman
anda bertambah anda tidak perlu mencarinya. Bahkan dengan keparipurnaan
dan kesempurnaan iman, anda cukup istirahat dari dunia.
Anak
muridku, anda jangan mencampur adukkan hal yang serius dengan guyonan.
Jika hati anda belum mampu teguh, bagaimana anda bersama khalayak untuk
anda baurkan bersama Khaliq, sedang anda berhati ganda dengan dunia?
Bagaimana anda bersama Allah? Bagaimana anda bisa mencampuradukkan yang
lahir dan yang batin? Yang tak masuk akal dan yang masuk akal, hal-hal
yang ada di sisi makhluk dan Khaliq? Betapa bodohnya orang yang
melalaikan Khaliq dan sibuk dengan makhluk, berteguh dengan yang duniawi
dan alpa pada Allah? Melupakan yang abadi dan bergembira dengan yang
fana?Anda bersahabat dengan orang-orang bodoh lalu mereka menularkan
kebodohannya pada anda. Sebab, bergaul dengan orang tolol berarti meraih
kesia-siaan.
Bergaullah
dengan orang mukmin yang yakin, yang mengamalkan ilmunya. Karena orang
beriman seperti ini, betapa baiknya mereka, betapa kuatnya perjuangan
mereka dalam melawan hawa nafsunya. Dalam konteks inilah Rasulullah saw,
bersabda: “Kegembiraan orang berimaan pada wajahnya, prihatinnya ada dalam qalbunya.”
Itulah kekuatan si mukmin ini, hingga mampu mengekspresikan kegembiraan
di hadapan para makhluk, sementara ia mampu menyembunyikan
keprihatinannya, antara dirinya dengan Allah Ta’ala. Sepanjang hidupnya
ada keprihatinan, banyak merenungnya, banyak menangisnya pada Allah,
sedikit tertawanya, dan itulah Nabi saw, bersabda: “Tak ada kegembiraan bagi orang mu’min kecuali bertemu Allah Azza wa-Jalla.”
Orang
beriman menutupi keprihatinannya dengan kegembiraannya. Fisiknya
bekerja di dunia, batinnya bersama Allah Ta’ala. Fisiknya untuk
keluarganya, batinnya untuk Tuhannya Azza wa-Jalla. Ia tak pernah
mengumbar keprihatinan jiwanya kepada keluarganya, isteri dan anaknya,
tetangga-tetangganya, bahkan kepada siapa saja dari khalayak makhlukNya,
karena ia mendengarkan ucapan Nabi SAW. : “Raihlah pertolongan atas persoalan kalian semua melalui cara merahasiakan (masalah)”.
Ia senantiasa menyembunyikan apa yang ada di dalam batinnya. Seandainya
saja ada yang keceplosan, itu pun tetap ia ungkapkan dengan metafor,
lalu ia tutupi, dan ia mohon maaf atas apa yang terungkap.
Anak-anak
muridku…. Jadikan diriku sebagai cerminmu. Jadikan diriku sebagai
cermin hati dan rahasia batinmu, sebagai cermin amaliahmu!
Kemarilah
mendekat kepadaku, anda akan melihat apa yang ada di dalam dirimu,
sesuatu yang tidak bisa anda lihat ketika kalian jauh dariku. Jika anda
punya hajat seputar agamamu, anda harus dekat denganku, karena aku tidak
akan pernah menyembunyikan agama Allah Azza wa-Jalla. Tak ada yang
harus malu menyangkut agama Allah Azza wa Jalla. Karena anda selama ini
berada dalam pelukan kemunafikan. Tinggalkan duniamu yang ada di
rumahmu, mendekatlah kepadaku. Karena saya berdiri di pintu gerbang
akhirat. Bersamalah denganku dan dengarkan kata-kataku, dan amalkanlah
sebelum maut menjemputmu.
Masalahnya
bagaimana membangun rasa takut kepada Allah. Bila kalian tidak punya
rasa takut padaNya, kalian tidak aman di dunia dan di akhirat. Sedangkan
rasa Cinta dan Takut itu datang dari Allah juga untuk anda yaitu
mengenalNya dengan sesungguhnya. Karena itu Dia berfirman:“Sesungguhnya
yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya adalah para Ulama’”Tak
ada yang takut penuh cinta kecuali para Ulama yang mengamalkan ilmunya,
yang mengamalkannya dan memang mengetahuinya. Bahkan mereka tidak
meminta balasan dari Tuhannya, kecuali hanya ingin WajahNya dan
mendekatiNya, hanya ingin CintaNya, bersih dari hijab dan rentangan
jarak. Mereka tidak ingin pintuNya tertutup bagi mereka, dunia hingga
akhirat, bahkan tidak ingin tertutup ketika ada pada selainNya.
Dunia
bagi suatu kaum, dan akhirat juga bagi suatu kaum. Allah Ta’ala juga
bagi suatu kaum, yaitu kaum yang keyakini imannya, yang ma’rifat dan
mencintaiNya, yang bertaqwa dan khusyu’ kepadaNya, yang senantiasa
prihatin hanya demi Dia. Suatu kaum yang yang takut penuh cinta
kepadaNya, walau mata fisiknya tak memandangNya, tetapi hatinya selalu
memandangNya. Bagaimana tidak takut setiap saat Allah mengurus semuanya,
merubah dan mengganti, menolong dan menghinakan ini dan itu,
menghidupkan ini dan mematikan itu.“Allah tidak ditanya apa yang Dia
lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya (apa yang mereka lakukan)”.
Ya
Tuhan, dekatkan diri kami padaMu, dan janganlah Engkau jauhkan diri
kami dariMu. Dan berikanlah kami kebajikan dunia dan kebajikan Akhirat,
dan lindungi kami dari siksa neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar