Alih-alih popularitas Hafizh di Timur, informasi
terpercaya tentang detil detil kehidupannya kurang lengkap. Para sarjana
bahkan tidak sepakat tentang tanggal kelahiran dan kematiannya. Dia
mungkin dilahirkan sekitar tahun 1320, dan meninggal sekitar tahun
1388-1389, yang secara kasar sama dengan pujangga besar yang menulis
dalam bahasa Inggris, Geoffrey Chaucer.
Nama
lahirnya adalah Syamsuddin Muhammad. Dia memilih nama Hafizh
("pengingat") sebagai nama panggilan ketika dia mulai menulis puisi;
julukan ini diberikan kepada seseorang yang hafal seluruh isi al-Qur'an,
tampaknya dia pun memang demikian. Hafizh lahir di Syiraz, sebuah kota
indah di Persia selatan, kota yang selamat dari serangan serangan invasi
bangsa Mongol dan Tartar selama periode sejarah yang keras dan rusuh.
Dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya di kota taman yang berbudaya
ini. Kehidupan awal semua tertoreh dalam benak untuk menolong dan
mengajarkan sang darwis Dalam tari, romansa dan doa.
Hafizh
tidak memiliki kehidupan yang mudah atau menyenangkan. Dia adalah anak
bungsu dari tiga laki-laki dalam keluarga miskin. Ayahnya penjual batu
bara yang meninggal ketika Hafizh berusia belasan tahun. Untuk menyokong
keluarga, Hafizh bekerja sebagai pembantu penjual roti pada siang hari
dan bersekolah pada malam hari, dengan menggunakan sebagian gajinya
untuk membayar biaya sekolah. Selama bertahun tahun, dia menguasai mata
pelajaran mata pelajaran dari sebuah pendidikan pertengahan "klasik":
hukum al Qur'an dan teologi, tatabahasa, matematika dan astronomi. Dia
juga menguasai kaligrafi, yang selama berabad abad jauh sebelum
percetakan ditemukan, merupakan bentuk seni yang sangat tinggi.
Kaligrafi Islami aslinya dikembangkan sebagai sebuah seni suci untuk
melanggengkan dan mengagungkan alQur'an, pesan Tuhan. Karena seni yang
menggunakan ilustrasi gambar dilarang oleh hukum agama, kaligrafi
mencapai sebuah tingkatan kehalusan dan nilai ekspresi.
Hafizh
adalah seorang perancang sketsa yang terampil dan kadang kadang bekerja
sebagai seorang penyalin naskah profesional.. Pendidikan awal yang
dienyam Hafizh hakikatnya mencakup pujangga pujangga besar Persia: Sa'di
asy-Syirazi, Fariduddin Aththar, jalaluddin Rumi dan lain-lain. Puisi
adalah seni nasional di Persia, semacam opera di Italia. Bahkan di Iran
modern, orang orang pada kelas sosial tertentu mengenal pujangga
pujangga besar, berdebat penuh semangat tentang pujangga pujangga
favorit mereka dan mengutip mereka secara terus menerus dalam percakapan
harian. Di Persia masa abad pertengahan, seni puisi dianggap serius dan
dihargai demikian tinggi. Amir amir lokal dan gubernur-gubernur
provinsi mempekerjakan pujangga pujangga kerajaan untuk menciptakan
syair syair epik yang memuja kebesaran mereka. Ketika sang penguasa
sangat terkesan dengan sebuah komposisi, sang pujangga terkadang
ditempatkan pada sebuah tempat yang layak dan dihadiahi emas.
Pujangga Kerajaan
Seorang
pujangga adalah seseorang yang mampu menuangkan cahaya ke dalam sendok.
Hafizh memiliki sebuah bakat puitis alami. Bahkan ketika masih kecil,
dia mampu mengembangkan puisi-puisi tentang apa pun dalam segala bentuk
dan gaya. Ketika berusia 20 an, sebagian puisi cintanya mulai menyebar
di Syiraz, dan dia segera diundang untuk berpartisipasi dalam
perkumpulan puisi di kerajaan. Dia mendapatkan perlindungan dari
penguasa baru dan kaum bangsawan. Salah satu penyandang dana baginya
mendirikan sebuah perguruan agama dan menawarkan posisi guru kepada
Hafizh. Demikianlah, selama usia usia muda, dia mengabdi sebagai
pujangga kerajaan dan pengajar di perguruan tinggi. Dia menikah dan
setidaknya memiliki satu anak. Mata pencaharian Hafizh tergantung
terutama kepada patronase. Setiap orang memang mengagumi kecemerlangan
karya sastranya, tetapi puisinya dengan berani mendukung gagasan gagasan
yang menerjang bid'ah yang memunculkan banyak musuh di kalangan
ortodoks yang memasukkan namanya pada "daftar hitam" ketika mereka
memegang tampuk kekuasaan.
Secara
periodik, dia jatuh dan kehilangan pekerjaan, baik di kerajaan maupun
di perguruan tinggi. Dia kadang kadang mampu mempergunakan keahliannya
sebagai seorang penyalin naskah untuk menyokong keluarga sampai
penghasilannya membaik. Meskipun demikian, setidaknya sekali dia dipaksa
untuk meninggalkan Syiraz. Selama beberapa tahun dia tinggal sebagai
orang buangan, kerapkali tersungkur dalam kemiskinan yang dahsyat.
Akhirnya, sebuah rezim baru yang lebih toleran mengizinkannya untuk
kembali ke rumah dan mendapatkan pekerjaannya. Selama periode hidup yang
panjang dan tak mapan ini, awalnya anak laki-lakinya meninggal dunia
dan kemudian istrinya. Sebagian sarjana menghubungkan banyak sekali
syairnya yang terasa menyayat, perpisahan dan kehilangan dengan
peristiwa ini.
Ketika
menginjak usia 60, Hafizh menjadi terkenal sebagai seorang pujangga.
Sekelompok murid dan kawan berkumpul di sekitarnya, dan dia melayani
mereka sebagai guru dan konsultan sampai kematiannya yang tenang di usia
70. Dia dimakamkan di salah satu tempat favoritnya, di kaki sebuah
pohon Cypress yang ditanamnya sendiri di sebuah kebun mawar dekat
Syiraz. Selama 500 tahun makamnya, yang dikelilingi kebun mawar, menjadi
pusat ziarah dan penyegaran bagi ribuan orang. Meskipun demikian, pada
awal abad ke12, makam itu tercerai berai. Kemudian tahun 1925, makamnya
dibongkar dan dibentuk dengan struktur bangunan baru oleh pemerintah
Persia, selanjutnya kebun mawarnya perlahan lahan dipulihkan. Pengaturan
ini diawali dan sebagian didanai oleh seorang tokoh spiritual
kontemporer dari India yang mencintai Hafizh, Avatar Meher Baba. Guru
dunia modern ini seringkali mengutip kuplet kuplet Hafizh untuk
mengilustrasikan diskusi diskusinya sendiri tentang prinsip prinsip
spiritual. Meher Baba menjelaskan bahwa puisi cinta Hafizh mengandung
semua rahasia jalan spiritual karena masalah pokok spiritualitas adalah
Cinta.
Puisi Hafizh
Selembar Undangan Ilahi
Engkau telah diundang untuk menemui Sang Sahabat.
Tak seorang pun mampu menolak Undangan Ilahi.
Hanya dua pilihan tersisa untuk kita sekarang:
Kita penuhi undangan Tuhan, bergegas untuk Menari,
Atau dibawa di atas usungan menuju bangsal Nya.
Engkau Tak Perlu Lagi Berlaku Gila
Engkau tak perlu lagi berlaku gila
Kita sernua tahu kau begitu pintar memerankannya.
Sekarang beristirahatlah, sayangku,
Dari semua kerja keras yang engkau lakukan
Membawa luka kepada jantung dan mata manismu.
Tajamkan matamu pada cermin gunung yang bening
Lihatlah sang Pejuang Purba yang Indah itu
Lalu tengoklah unsur unsur Ilahi Yang selalu engkau bawa dalam kalbumu
Lakukanlah sampai ia mengalirkan Semesta dengan Kehidupan suci Yang telah begitu lama
Dan bergabung denganmu Selamanya
Bersama segala Wujud bersama Tuhan!
Kita Mesti Bicara tentang Masalah Ini
Sesosok makhluk cantik hidup dalam liang yang engkau gali.
Ketika malam menjelang kusebar buah dan benih
Dan kupasang bejana bejana kecil anggur dan susu
Di samping gundukan tanahmu yang lembut,
Dan aku seringkali berkidung.
Tetapi masih saja, duhai sayangku, Engkau tidak menampakkan diri.
Aku telah jatuh cinta pada seseorang yang sembunyi di relung dirimu.
Kita mesti bicara tentang masalah ini
Kalau tidak,tak 'kan kutinggalkan engkau sendiri
Imajiku yang Cemerlang
Suatu hari mengakulah matahari, aku hanyalah sebuah bayang.
Kuharap aku bisa menunjukkanmu Cahaya Pijar yang Tak Berbatas
Yang telah memerangkap imajiku yang cemerlang!
Kuharap aku mampu menunjukkanmu,
Ketika kau kesepian atau dalam kegelapan,
Cahaya yang MenakjubkanWujudmu sendiri!
---(ooo)---
Henry S. Mindlin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar