Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Selasa 11 Dzul Qa'dah, 545 H.
Al-Hasan
Bashri mengatakan, "Pandanglah dunia ini dengan mata yang hina, maka
demi Allah sesungguhnya anda tidak akan meraih kebaikan sebelum anda
melihatnya dengan pandangan kehinaan."
Anak-anak
sekalian…. Mengamalkan Al-Qur'an berarti memposisikan dirimu pada
sisiNya, dan mengamalkan Sunnah berarti memposisikan dirimu di sisi
RasulNya, Nabi Muhammad SAW. Hatinya dan citanya tidak pernah bergeser
dari jiwa sesama manusia. Orang inilah yang yang diberi anugerah
kebajikan dan kedalaman, kejernihan dan riasan atas rahasia-rahasia
jiwanya. Orang inilah yang dibukakan pintu taqarrub, yang bangkit, yang
pergi meninggalkan diri antara hati dan rahasia hati dan antara Tuhannya
Azza wa-Jalla. Setiap langkah jejaknya senantiasa menambah kegembiraan
jiwanya.
Maka
siapa pun yang dianugerahi rizki seperti itu, ia harus bersyukur dan
bertambah taatnya. Kalau seseorang bergembira di luar anugerah seperti
itu, berarti seseorang telah meraih ketololan, karena orang bodoh adalah
orang yang bergembira dengan dunia. Sedangkan orang yang pandai adalah
yang memanfaat peluang semampang di dunia. Orang yang bodoh selalu
membantah takdir dan kontra pada ketentuanNya. Orang 'alim senantiasa
selaras dan ridlo kepada takdirNya.
Hei
kalian, sungguh kasihan sekali. Jangan sampai dirimu menentang takdir
dan memberontakNya, hingga dirimu masuk dalam jurang kehancuran. Rotasi
hakikat adalah rela kepada Perilaku Allah Azza wa-Jalla, mengeluarkan
makhluk dari dalam hatimu, sampai kalian bertemu Sang Pemelihara
makhluk. Engkau menemuiNya dengan hatimu, sirrmu dan maknamu. Dengan
begitu kalian bisa mengikuti Langkah Ilahi Azza wa-Jalla, jejak RasulNya
dan hamba-hambaNya yang saleh.Bila kalian punya kemampuan untuk
berkhidmah kepada orang-orang saleh, lakukan, karena itu lebih baik
bagimu di dunia dan di akhirat.
Kalau
kalian memiliki seluruh dunia, sementara hatimu tidak seperti hati
mereka, maka kalian tidak memiliki sedikit pun, seperti hati mereka yang
dilimpahi kebajikan Allah Azza wa-Jalla. Mereka yang memiliki dunia dan
akhirat, dalam aturan antara kalangan publik dan kalangan elit Ilahi
dengan aturan Allah Azza wa-Jalla.Aduh, kalian jangan menyandarkan
hasratmu kepada sesama makhluk. Sementara dalam benakmu hanya makan dan
minum, bergaya pakaian, memuaskan kawin, menumpuk dunia dan ambisius.
Orang-orang yang memburu dunia akan terjerumuskan ketika di akhirat.
Dagingmu hanya akan jadi santapan ulat dan belatung serta binatang ganas
bumi.
Sabda Nabi
saw:"Allah Azza wa-Jalla punya malaikat yang terus mengumandangkan pagi
dan petang: "Wahai manusia, siapkan dirimu untuk maut….sadarlah kalian
datangnya kehancuran….dan bersatulah menghadapi musuh…"Orang mukmin yang
benar selalu punya niat yang baik dalam seluruh urusan kerjanya di
dunia, bukan demi dunia, tetapi demi akhirat. Ia bangun masjid, gedung,
madrasah, pesantren dan membangun jalan bagi ummat. Kalau tidak
membangun itu semua, maka ia hanya membangun keperluan keluarga, orang
miskin dan orang yang tak berdaya dan hal-hal yang harus dilakukannya.
Yang ia inginkan sesungguhnya dari membangun itu adalah membangun di
akhirat, bukan membangun menuruti hawa nafsunya.Bila manusia berpijak
benar seperti itu, ia bersama Allah Azza wa-Jalla dalam semua
perilakunya, lalu kekurangannya tetap bersama Allah, kelebihan materinya
tetap bersama Allah, hatinya bertemu dengan para Nabi dan Rasul SAW. Ia
menerima apa yang datang dari para Nabi dan rasul itu, baik dalam
ucapan maupun tindakan, penuh keimanan dan keyakinan, apalagi jika bisa
bertemu mereka di dunia dan di akhirat.
Orang
yang berdzikir kepada Allah Azza wa-Jalla adalah orang yang hidup, yang
mengalami transformasi dari kehidupan ke kehidupan, maka ia tak pernah
mati kecuali sejenak. Manakala dzikir terus langgeng berlangsung dalam
hati, langgeng pula dzikir hamba kepada Allah Azza wa-Jalla, walau
lisannya tidak berdzikir. Sepanjang hamba langgeng berdzikir, langgeng
pula keselarasannya dengan Allah, ridlo dengan perilaku Ilahi. Bila anda
tidak berselaras dengan Allah atas datangnya musim dingin, berarti anda
mendustai musim dingin, begitu pula jika anda tidak berselaras dengan
Allah datangnya musim panas, anda mendustai musim panas. Berselaras atas
dua musim itulah yang menghilangkan penderitaan anda dan kerasnya dua
musim itu. Begitu pula berselaras dengan cobaan dan penderitaan
menghilangkan keruwetan, kesempitan dan luka, serta depressi, disaat dua
musim itu tiba.Betapa mengagumkan perilaku kaum Sufi, betapa indahnya
kondisi jiwa mereka. Semua yang datang dari Allah Azza wa-Jalla dirasa
baik di hati mereka. Karena mereka telah dilimpahi air ma'rifat dan
berapa dalampangkuanNya, senantiasa mesra bersamaNya di sisiNya dan
menghapuskan diri dari selain DiriNya, senantiasa mati di hadapanNya. Ia
telah diliputi oleh sifat Kharisma Ilahi, dan jika Allah berkehendak
Dia membangkitkan mereka, menghidupkan mereka. Mereka di Tangan Allah
seperti Ashhabul Kahfi dalam guanya. Yaitu mereka dikatakan dalam
Al-Qur'an:"Dan mereka Kami belokkan ke arah kanan dan ke arah
kiri"Mereka adalah manusia paling cerdas, karena menyerahkan harapannya
kepada Tuhannya, harapan maghfirah dan keselamatan dalam seluruh
perilaku kehidupannya. Sementara kalian, beramal dengan amalnya ahli
neraka sembari mengharap syurga. Anda mengangan-angan sesuatu yang bukan
tempatnya. Anda jangan terpedaya oleh tipudaya orang yang meminjami,
dan dalam waktu singkat mengambil harta anda. Allah telah meminjami
kehidupan kepada anda, sampai dirimu taat kepadaNya dalam kehidupan itu.
Allah menahanmu di dunia agar kamu bisa melakukan peluang yang
diberikan. Begitu juga kesehatan, kekayaan, keamanan, derajat, semuanya
adalah pinjaman dari Allah. Semua kenikmatan adalah pinjaman pula.
Jangan anda berbuat sembrono, atas pinjaman tersebut. Maka semua
pinjaman Allah itu harus anda jadikan sebagai peluang ketaatan. Semuanya
harus dijadikan tempat aktivitas untuk kesalamatan bersama Allah Azza
wa-Jalla, dunia hingga akhirat.
Sebagian
Sufi mengatakan, "Berselaraslah dengan Allah dalam mengurusi soal
sesama makhluk. Jangan berselaras dengan kepentingan makhluk untuk
urusan Allah. Bangkrutlah orang yang bangkrut. Tuntaslah orang yang
menunaikan. Karena anda tahu, bahwa orang yang berselaras dengan Allah
Azza wa-Jalla itu adalah orang-orang yang saleh dari hamba-hambaNya yang
berselaras."
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar