Senin, 22 Oktober 2012

KETIKA IBLIS MEMBENTANGKAN SAJADAH

Assalamualaikum  wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.


Ini adalah sebuah cerita renungan terhadap diri kita
Mudah-mudahan dengan cerita ini dapat mengingatkan diri sendiri ataupun Orang lain.

Tentang cara Iblis menyesatkan manusia menggunakan SAJADAH

Siang menjelang dzuhur . salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air

Pada setiap orang, iblis masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil seorang Kiai, ketika baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"

Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.

Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung.
"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".

"Dengan apa?", tanya kiai.

Iblis : "Dengan sajadah !".

Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "

Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"

Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"

Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"

Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat.
Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan.
Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa ikut membentangkan sajadah".


Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar.
Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.


Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya, tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dahulu datang.

Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya


Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai dialog lagi
"Yang mana ?", tanya kiai

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang bebeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka"

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud, ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang besar.

kemudian ia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan sampai akhir sholat sunnah.


Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan dengan orang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar akan meletakkan diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang memiliki kekayaan, yang setiap saat harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik sajadah yang kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM

SEMOGA KITA LEBIH BIJAK MENGGUNAKAN SAJADAH
YANG KITA MILIKI

KEEP SHARING,

Tetap berbagi dengan siapapun apa yang kita miliki, karena semua itu hanya titipan dari ALLAH SWT


"Semakin tinggi tingkat keimanan seorang mukmin maka akan semakin tinggi dan canggih pula godaan yang dilakukan oleh Iblis dan pengikutnya"

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka?” Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka?” Beliau menjawab: “Mereka menyempurnakan barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan”. (HR. Muslim, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah).

Senin, 21 Mei 2012

Prosedur Pengujian Ketaatan dan Substantif dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan

Prosedur Pengujian Ketaatan dan Substantif dalam Audit Umum atas Laporan Keuangan
Tujuan utama Auditor dalam suatu penugasan audit adalah untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian Laporan Keuangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut Auditor harus memperoleh bukti audit yang memadai melalui pelaksanaan dua jenis prosedur pengujian audit, yaitu :
1. Prosedur Ketaatan (Compliance Procedures)
2. Prosedur Substantif (Substantive Procedures)
Prosedur Ketaatan
Prosedur ketaatan adalah pengujian yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang rasional terhadap teknik Pengendalian Internal Perusahaan. Pengendalian yang akan diuji hanya sejauh yang berdampak material terhadap penyajian Laporan Keuangan.
Jika pengendalian menunjukkan bahwa kegiatan operasional telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan, maka pekerjaan auditor dapat meliputi :
1. Mengurangi tingkat pengujian Prosedur Substantif
2. Melakukan beberapa prosedur pada tanggal sebelum tanggal laporan keuangan.
Auditor dapat memutuskan untuk tidak melakukan Prosedur Ketaatan dalam hal pengendalian internal sangat lemah dan tidak dapat diandalkan.
Prosedur Substantif
Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan, keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistim akuntansi serta ketepatan penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Hal ini diklasifikasikan dalam 2 tahap prosedur audit umum, yaitu :
1. Analytical Review
2. Tes secara terperinci atas Transaksi dan Saldo (Tests of Details of Transactions and Balances)
Auditor harus diarahkan untuk melakukan seefisien mungkin pekerjaan yang perlu untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Luasnya tingkat pengujian audit yang akan diterapkan pada umumnya adalah berdasarkan judgement Auditor dengan memperhatikan beberapa factor sebagai berikut :
1. Sejauh mana pengendalian internal dapat diandalkan
2. Unsur Materialitas sehubungan dengan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan
3. Sifat dan ukuran masing-masing pos yang membentuk saldo perkiraan tertentu
4. Sejauh mana kekeliruan dapat diungkapkan
Analytical Review
Tujuan utama penerapan Analytical Review adalah untuk mendeteksi kemungkinan adanya akun-akun laporan keuangan yang kewajarannya diragukan (mengevaluasi kelayakan informasi keuangan) serta sebagai langkah awal untuk menentukan luasnya prosedur audit substantif lanjutan yang harus dilakukan. Selain itu, prosedur analytical review juga diperlukan untuk menentukan perlunya penerapan prosedur audit tambahan atas suatu akun laporan keuangan. Beberapa metode Analytical Review yang sering dilakukan Auditor dalam praktek adalah analisa comparative serta analis rasio keuangan.
Analisa comparative (analisa perbandingan) dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka-angka laporan keuangan untuk tahun yang diaudit dengan :
1. angka laporan keuangan periode sebelumnya;
2. anggaran atau forecast (ramalan);
3. data competitor perusahaan;
4. data kegiatan operasional yang relevan.
Analisa ini terutama untuk mendeteksi adanya fluktuasi akun laporan keuangan yang signifikan dan memerlukan prosedur pengujian lebih lanjut.
Sedangkan analisa rasio secara umum meliputi analisa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
Dalam praktek pemeriksaan, ada kalanya auditor tidak dapat menerapkan prosedur Analytical Review misalnya dalam keadaan tidak tersedianya informasi dan data yang diperlukan. Dalam hal ini, sebagai prosedur alternatif auditor harus memeriksa buku besar dan buku jurnal secara keseluruhan atau bagian yang penting untuk mendeteksi adanya transaksi akuntansi yang tidak umum atau informasi relevan lainnya.
Test of Details of Transactions and Balances
Tests of details dilakukan dengan menerapkan prosedur-prosedur sebagai berikut :
1. Konfirmasi saldo
2. Observasi/Inspeksi
3. Penghitungan Ulang
4. Vouching
5. Rekonsiliasi
6. Account Analysis
Konfirmasi
Pengujian ini meliputi mendapatkan bukti langsung yang menguatkan (biasanya tertulis) dari pihak ketiga mengenai ketepatan dari saldo akun, misalnya konfirmasi saldo bank, saldo piutang, saldo hutang dan akun lainnya. Konfirmasi yang diterima dari pihak ketiga selalu dapat dipertimbangkan sebagai bukti yang lebih kuat dibandingkan dengan data dan informasi dari pihak internal perusahaan.
Observasi/Inspeksi
Prosedur ini memberikan bukti terhadap eksistensi harta berwujud. Observasi/Inspeksi juga dilaksanakan oleh personil perusahaan bersama dengan partisipasi auditor (misalnya observasi dan penghitungan fisik persediaan) atau inspeksi (misalnya inspeksi fisik surat berharga, penghitungan kas).
Penghitungan Ulang
Prosedur penghitungan ulang oleh auditor terhadap kalkulasi yang sebelumnya dilakukan oleh personil perusahaan dimaksudkan untuk membuktikan keakuratan kalkulasi dalam pembukuan perusahaan. Untuk akun-akun tertentu misalnya penghitungan ulang provisi depresiasi aktiva tetap, auditor selain menguji ketepatan matematis dari penghitungan yang dilakukan, juga harus menelaah ketepatan metode depresiasi yang diterapkan perusahaan serta akseptabilitas taksiran umur pemakaian asset yang digunakan dalam kalkukasi.
Vouching
Vouching berarti pemeriksaan dokumen dasar yang bertujuan untuk menentukan ketepatan dari suatu transaksi. Langkah-langkah vouching yang harus dilakukan antaranya :
1. Memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dalam Standard Operating Procedure (SOP)
2. Memeriksa dokumen-dokumen terkait
3. Memastikan bahwa transaksi adalah logis dalam keadaan tertentu (misalnya tanggal dokumen termasuk dalam periode yang logis dari tanggal transaksi yang diakui)
Prosedur vouching dapat dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang bersumber dari pihak luar yang independen (misalnya faktur dari supplier, rekening koran bank dan lainnya) atau dokumen yang dibuat oleh perusahaan sendiri (misalnya faktur penjualan, laporan alokasi biaya, laporan penerimaan dan lainnya).
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah proses pengidentifikasian penyebab perbedaan antara dua jumlah yang berhubungan yang salah satunya biasanya adalah saldo akun di pembukuan. Misalnya : rekonsilasi kecocokan saldo rekening koran bank dengan saldo bank di buku besar, rekonsiliasi saldo penjualan di buku besar dengan saldo penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, dan lainnya.
Account Analysis
Meliputi pengklasifikasian dan peringkasan aktifitas-aktifitas suatu akun untuk memperoleh keyakinan memadai atas kewajaran transaksi item-tem yang membentuk suatu akun. Misalnya pengujian atas pergerakan akun aset tetap meliputi pengujian saldo awal tahun, penambahan, pengurangan dan saldo pada akhir tahun, pengujian item-item yang membentuk saldo akhir piutang dagang berupa transaksi penjualan yang nilainya material serta transaksi penerimaan pelunasan piutang, dan lainnya.
Mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaan audit yang pada umumnya terbatas, prosedur account analaysis sebaiknya dilakukan terbatas pada transaksi-transaksi yang nilainya material dan mencurigakan.

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Tahukah anda bahwa AT yang dimiliki suatu perusahaan akan mengalami penyusutan AT tsb kecuali Tanah. Misalnya kendaraan yang dibeli utk digunakan mengangkut brg hasil produksi, tentu utk jk waktu ttt kendaraan tsb akan memiliki nilai yg lebih rendah disbanding ketika dibeli.

Hal-hal yang menyebabkan penyusutan:
1. Faktor Teknis
            a. rusak
            b. aus
            c. bencana alam dll
2. Faktor Ekonomis
            a. Harga perolehan
            b. nilai sisa
            c. Umur ekonomis
            d. Metode penyusutan yang digunakan


Metode Penyusutan

Utk menghitung jumlah penyusutan dpt dilakukan dengan berbagai metode antara lain:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
            Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur            ekonomis sama besar, shg jika dibuatkan grafiknya thd waktu, dan akumulasi   biaya akan berupa garis lurus.
2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku
            Pada metode ini, penentuan besar penyusutan dilakukan dengan cara     pengalokasian harga perolehan AT dgn persentase ttt dr nilai buku utk setiap     periode akuntansi. Ada dua cara yakni dgn metode saldo menurun dan metode             saldo menurun ganda.


Cara Menghitung:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
            Besar penyusutan tiap tahun dapat dihitung dgn rumus:
            Besar Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa
                                                    Umur Ekonomis
            Contoh:
            Tgl 1 Agustus 2000 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota Kijang seharga Rp             170.000.000,-. Untuk biaya balik  nama, pengujian, dan keperluan lainnya dibayar    Rp. 5.000.000,-. Mobil tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai       sisa Rp 50.000.000,-

Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 2000
Buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun

Penyelesaian:
Penyusutan th 2000 dihitung dari tgl 1 Agustus 2000 s/d 31 Des 2000 = 5 bulan:
Besar Penyusutan th 2000 =  5  x (175.000.000-50.000.000)
                                              12                      5

                                          =  11.250.000

Tabel Penyusutan tahun 2000-2005
Tahun
Harga Penyusutan
Besar Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2000
175.000.000
 11.250.000
 11.250.000
163.750.000
2001
175.000.000
 38.250.000
 38.250.000
136.750.000
2002
175.000.000
 65.250.000
 65.250.000
109.750.000
2003
175.000.000
 92.250.000
 92.250.000
 82.750.000
2004
175.000.000
119.250.000
119.250.000
 55.750.000
2005
175.000.000
135.000.000
135.000.000
 40.000.000

2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku
     a. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
            Langkah2 perhitungan:
            1. Tentukan tarif penyusutan
                        Tarif = 1- ns  1/n 
                                         hp  
            Tentukan besar penyusutan
            Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku

            Nilai Buku  = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

            Contoh:
            Tgl 1 Feb 2001 PT ABC membeli sebuah mesin bubut Rp 350.000.000,-. Untuk          biaya pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp 10.000.000. Mesin tsb     ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp. 60.000.000,-.

            Diminta :
            a. Hitunglah penyusutan pada tahun 2001
            b. Buatlah tabel penyusutan selama 8 tahun

            Cara menghitung
            Penyelesaian:

            Tarif = 1 – (60.000.000/360.000.000) 1/8 = 0,20066 = 20,07 %

            a. Penyusutan tahun 2001 dihitung dari tanggal 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 = 11                     bulan
            Besar penyusutan tahun 2001 = 11/12 x 20,06 % x 360.000.000
                                                            = 66.198.000
            Untuk tahun 2002 s.d 2008
            Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
            Besar Penyusutan tahun 2009 = 1/12 x 20,06 % x 61.291.995
                                                             = 1.024.596

b. Tabel Penyusutan tahun 2001 – 2009
Tahun
Harga Perolehan
Besar Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2001
360.000.000
66.198.000
66.198.000
293.802.000
2002
360.000.000
58.936.681
125.134.681.
234.865.319
2003
360.000.000
47.113.983
172.248.664
187.751.336
2004
360.000.000
37.662.918
209.911.582
150.088.418
2005
360.000.000
30.107.737
240.019.319
119.980.681
2006
360.000.000
24.068.125
264.087.443
95.912.557
2007
360.000.000
19.240.059
283.327.502
76.672.498
2008
360.000.000
16.380.603
298.708.005
61.291.996
2009
360.000.000
1.024.598
299.732.603
60.267.397


2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku
            b. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method)

            Langkah2 Perhitungan:
            1. Tentukan Tarif penyusutan
            Tarif = 2 x (100%/UE)
           
            2. Besar Penyusutan = Tarif  x Nilai Buku
            Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

            Tarif = 2 x (100%/8)
                     = 25 %

            a. Penyusutan th 2001 dihitung tgl 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 = 11 bulan
                        Besar penyusutan th 2001 = 11/12 x 25 % x 360.000.000
                                                            = 82.500.000
            Untuk th 2002 s.d 2008
                        Besar penyusutan ke n = tarif x nilai buku n-1

            Besar penyusutan th 2009 = 1/12 x 25 % x 37.041.779
                    =771.704






b. Tabel Penyusutan th 2001-2009


Tahun
Harga Perolehan
Besar Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2001
360.000.000
82.500.000
82.500.000
277.500.000
2002
360.000.000
69.375.000
151.875.000
208.125.000
2003
360.000.000
52.031.250
203.906.250
156.093.750
2004
360.000.000
39.023.438
242.929.688
117.070.313
2005
360.000.000
29.267.578
272.197.266
87.802.734
2006
360.000.000
21.960.684
294.147.949
65.852.061
2007
360.000.000
16.463.013
310.610.962
49.389.038
2008
360.000.000
12.347.260
322.958.221
37.041.779
2009
360.000.000
771.704
323.729.926
36.270.075


3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the years Digits Method)

Langkah-langkah perhitungan:
1. Tentukan jumlah angka tahun (JAT)
            JAT = nx ((n+1)/2)
2. Tentukan besar penyusutan
            Besar Penyusutan = AT  x  (HP-NS)
                                            JAT
Contoh: Tanggal 1 Mei 2000 CV ABC membeli sebuah mesin 9fotocopy seharga Rp. 50.000.000. mesin fotocopy tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun dgn nilai sisa Rp. 5.000.000.-

Diminta:
a. Hitung Penyusutan tahun 2000-2005
b. Buatlah tabel penyusutan

Cara menghitung
Penyelesaian:
JAT = 4 x (4+1)  = 10  atau  JAT  = 4+3+2+1 = 10
              2






Angka Tahun Terbalik dijabarkan
4
3
2
1
Angka Tahun ke
I
II
III
IV

a. Penyusutan tahun 2000 dihitung dr tgl 1 Mei 2000 s.d 31 des 2000 = 8 bulan

Penyusutan tahun 2000

Besar Penyusutan = 8/12 x 4/10 x (50.000.000 – 5.000.000)
                                    = 12.000.000

Penusutan Tahun 2001

Besar Penyusutan=
4/12 x 4/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
8/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 9.000.000
                                                               15.000.000

Penyusutan tahun 2002
Besar Penyusutan = 4/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 4.500.000
                                8/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
                                                                                                10.500.000
Penyusutan tahun 2003
Besar Penyusutan = 4/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
                                 8/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
                                                                                                 6.000.000
Penyusutan tahun 2004
Besar penyusutan = 4/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 1.500.000

B. Tabel Penyusutan

Tahun
Harga Perolehan
Besar Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2000
50.000.000
12.000.000
12.000.000
38.000.000
2001
50.000.000
15.000.000
27.000.000
23.000.000
2002
50.000.000
10.500.000
37.500.000
12.500.000
2003
50.000.000
6.000.000
43.500.000
6.500.000
2004
50.000.000
1.500.000
45.000.000
5.000.000


4. Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Caranya:
Tentukan besar penyusutan = produksi nyata x (HP-NS) / kapasitas produksi

Contoh:
Sebuah mesin dibeli seharga Rp. 250.000.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau 500.000 jam kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 50.000.000,-. Hitunglah besar penyusutan bila diketahui jam kerja setiap tahun sbb:
Tahun ke 1 = 100.000 jam
Tahun ke 2 = 120.000 jam
Tahun ke 3 = 130.000 jam
Tahun ke 4 = 80.000 jam
Tahun ke 5 = 70.000 jam


Penyelesaian:
Besar Penyusutan tahun 1 =
100.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 40.000.000
                                    500.000
Besar Penyusutan tahun 2 =
120.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 48.000.000
                                    500.000
Besar Penyusutan tahun 3 =
130.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 52.000.000
                                    500.000
Besar Penyusutan tahun 4 =
80.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 32.000.000
                                    500.000
Besar Penyusutan tahun 5 =
70.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 28.000.000
                                    500.000