Seorang murid Syaikh Junaid merasa telah mencapai derajat kesempurnaan.
"Lebih baik aku menyendiri," pikirnya.
Maka
ia pun menyendiri di sebuah sudut kamarnya dan duduk di sana selama
beberapa waktu. Setiap malam, seekor unta dibawa ke hadapannya dan
dikatakan padanya, "Kami akan membawamu ke surga." Ia pun menunggangi
unta itu dan berkendara sampai tiba di sebuah tempat yang menyenangkan
dan membahagiakan, tempat yang dipenuhi oleh orang orang tampan. Di sana
berlimpah berbagai jenis makanan dan air yang mengalir. Ia tinggal di
sana hingga fajar; kemudian ia akan tertidur dan telah berada di
kamarnya ketika terjaga. Ia pun menjadi bangga dan sombong karena hal
ini.
"Setiap malam aku dibawa ke surga," katanya membanggakan diri dihadapan murid-murid yang lainnya.
Kata-katanya
ini sampai kepada Syaikh Junaid. Maka Syaikh Junaid pun mendatangi
kamar muridnya itu. Di sana Syaikh menemukannya mempraktekan tatakrama
yang tinggi.
Syaikh Junaid bertanya padanya tentang apa yang terjadi. Si murid pun menceritakan keseluruhan cerita kepadanya.
"Malam
ini, saat engkau dibawa ke sana, ucapkanlah tiga kali: 'Laa Haula walaa
Quwwata Illa Billahil 'Aliyyil 'Adzim" kata Syaikh Junaid.
Malam
itu si murid mengalami apa yang biasanya terjadi. Dalam hatinya, ia
tidak mempercayai apa yang telah dikatakan oleh sang syaikh kepadanya.
Namun, bagaimanapun juga, saat ia tiba di tempat itu, ia coba coba
mengucapkan: "Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah, Yang
Maha Tinggi, Yang Maha Agung." Seketika, semua yang ada di sana
berteriak dan pergi melarikan diri. Ia menemukan dirinya berada di atas
gundukan kotoran hewan dengan tulang-tulang berserakan di sekitarnya.
Menyadari kesalahannya, ia pun bertobat dan kembali ke majelis Syaikh
Junaid.
Ia telah belajar bahwa bagi seorang murid, menyendiri adalah racun yang mematikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar