Minggu, 29 Mei 2011

Diantara Jalan Sufi Gusdur


Kharisma Gus Dur, setelah wafatnya, ternyata melebihi realitas kehidupannya. Keharuman spiritual yang eksotis, begitu lekat dan fenomenal. Hal ini tentu berhubungan dengan kondisi sosiologis masyarakat NU yang seringkali membuat standar maqom spiritual seseorang diukur dengan kharisma dan keanehan yang luar biasa (khariqul ‘adat) berupa karomah-karomah, walau pun dalam perspektif Sufisme standar tersebut tidak baku.

Dalam khazanah tasawuf, tradisi kewalian seseorang sangat ketat dengan aturan-aturan gnostik (ma’rifatullah) yang teraksentuasi dalam sikap ubudiyah. Ada dua model kewalian dalam sosiologi Tasawuf, di satu sisi seorang wali ada yang sangat popular dengan hal-hal luar biasa di luar jangkauan nalar, ada pula yang sangat tersembunyi, bahkan kehebatan karomahnya tidak dikenal oleh public sama sekali.

Namun, Gus Dur memiliki fenomena spiritual yang langka dibanding kiai-kai lain di Jawa, karena harus muncul dalam gebrakan sejarah yang penuh warna. Dari sosoknya sebagai budayawan, seniman, kiai, politisi, pemikir, pembaharu, dan seorang yang mampu mengangkat khazanah tradisional dalam dialog cosmopolitan yang actual. Dan spirit yang membawa sosoknya sedemikian kuat itu, dilandaskan pada spiritualitas yang sangat kaya dengan kebebasan, kemerdekaan, penghargaan kemanusiaan, sekaligus askestisme yang tersembunyi dalam jiwanya: Dunia Sufi.

Sufisme Gus Dur yang selama ini hanya difahami oleh massanya, melalui kebiasaan ziarah ke makam para wali, ungkapan-ungkapan yang controversial, dan spontanitasnya yang inspiratif, serta garis keturunan seorang Ulama dan wali yang terkenal, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Namun, laku Sufistik Gus Dur justru terletak pada sikap dan konsistensinya terhadap nilai-nilai tasawuf yang sama sekali tidak terpaku pada simbolisme tasawuf sebagaimana gerakan kaum Sufi modern saat ini.

Komunikasi Ilahiyah yang selama ini terjalin adalah “hubungan rahasia” yang sunyi di tengah-tengah hiruk pikuk dunia, dan melakukan gerakan terlibat dengan kehidupan nyata, dengan keberanian mengambil resiko bahaya, demi mempertahankan prinsip utamanya. Namun di sisi lain, ada konser kebahagiaan yang berirama indah dalam musikal dzikrullah, saat Gus Dur sedang sendiri, menyepi (khalwat) dalam jedah kesehariannya. Dua sisi hiburan spiritual yang boleh disebut sangat langka: Ramai dalam sunyi, dan sunyi dalam ramai.

Pengaruh dari nuansa yang diyakini itu, Gus Dur justru mampu melakukan terobosan yang luar biasa, begitu cepat. Dalam 20 tahun gerakan Gusdurian, masyarakat NU yang jumlahnya begitu besar terbuka lebar dalam dialog kemodernan, seperti sebuah gerakan konser musik yang dinamik. Maka liberalitas tradisionalnya muncul dengan kuantum melebihi zamannya. NU menjadi organisasi masyarakat muslim modern yang mengejutkan, yang disebut oleh Nakamura sebagai organisasi Islam paling demokratis di dunia.

Namun seluruh dinamika gerakan Gus Dur tidak lepas dari nilai-nilai tradisional Sufistiknya yang transformative. Semisal Gus Dur yang begitu kental dengan hikmah-hikmah Ibnu Athaillah as-Sakandary yang tertuang dalam kitab Sufi Al-Hikam – bahkan hafal di luar kepala – dalam membangun masyarakat Islam dalam konteks ke-Indonesiaan.

Kitab Al-Hikam sangat dikenal oleh para Ulama Sufi sejak abad tujuh hijriyah, menjadi manual bagi “Sufisme Pesantren” tingkat tinggi, sebagai kajian sufi paska Ihya’ Ulumaddin, Al-Ghazaly, Ar-Risalatul Qusyairiyah karya Abul Qasim Al-Qusyairy, maupun Al-Luma’, karya Abu Nashr as-Sarraj.

Kekentalan Gus Dur dengan Al-Hikam memberi warna kuat, terutama dua wacana disana yang berbunyi: “Janganlah engkau bergabung atau berguru dengan orang yang kata-kata dan perilaku ruhaninya tidak membangkitkan dirimu dan menunjukkan padamu menuju Allah.” Konon, nama Nahdhatul Ulama mendapatkan inspirasi dari hikmah tersebut, sekaligus menjadi standar apakah Ulama NU kelak konsisten dengan kebangkitan menuju Allah atau menuju dunia?

Kemudian, hikmah lain yang begitu kental, adalah, “Pendamlah dirimu di tanah sunyi, karena biji yang tak pernah terpendam tidak akan tumbuh dengan sempurna.” Sebuah wacana yang sangat kuat tekanannya dalam menggugat kemunafikan beragama, dan segala gerakan industri ekonomi dan politik atas nama agama, yang akhir-akhir ini begitu menguat beriringan dengan gerakan formalisme keagamaan.

Menyembunyikan hubungan antara hamba dan Allah sebagai rahasia kehambaan adalah mutiara Sufi yang agung. Sebaliknya pamer pengalaman beragama, bahkan menjurus pada riya’ adalah bentuk syirik yang tersembunyi. Karena itu, dalam Al-Hikam juga disebutkan, “Nafsu dibalik maksiat itu nyata dan jelas, tetapi nafsu di balik taat itu, sangat tersembunyi, dan terapi atas yang tersembunyi sangatlah sulit.”

Hal yang amat tidak disukai oleh Gus Dur manakala menjadikan agama sebagai industri ekonomi maupun politik. Agama yang sacral, memang harus dijaga oleh politik, tetapi politisasi, apalagi menciptakan agama sebagai dagangan bisnis adalah melukai agama itu sendiri.

Agama menjadi murah, dan agama menjadi duniawi, bahkan agama ditukar dengan kepentingan nafsu yang sangat memuakkan.

Oleh: KH.M. Luqman Hakim


http://www.sufinews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=570:diantara-jalan-sufi-gusdur&catid=82:sketsa-sufi&Itemid=299

Kumpulan Humor Sufi

Pada Sebuah Kapal
Nasrudin berlayar dengan kapal besar. Cuaca cerah menyegarkan, tetapi Nasrudin selalu mengingatkan orang akan bahaya cuaca buruk. Orang-orang tak mengindahkannya. Tapi kemudian cuaca benar-benar menjadi buruk, badai besar menghadang, dan kapal terombang ambing nyaris tenggelam. Para penumpang mulai berlutut, berdoa, dan berteriak-teriak minta tolong.


Mereka berdoa dan berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.

“Teman-teman!” teriak Nasrudin. “Jangan boros dengan janji-janji indah! Aku melihat daratan!”

************************

Umur Nasruddin

“Berapa umurmu, Nasrudin ?”

“Empat puluh tahun.”

“Tapi beberapa tahun yang lalu, kau menyebut angka yang sama.”

“Aku konsisten.”

****************

Belajar Kebijaksanaan

Seorang darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin.

Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.

Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya. “Mengapa api itu kau tiup?” tanya sang darwis. “Agar lebih panas dan lebih besar apinya,” jawab Nasrudin.

Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.

“Mengapa sop itu kau tiup?” tanya sang darwis. “Agar lebih dingin dan enak dimakan,” jawab Nasrudin.

“Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu,” ketus si darwis, “Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu.”

Ah, konsistensi.

****************************

Yang Tersulit

Salah seorang murid Nasrudin di sekolah bertanya, “Manakah keberhasilan yang paling besar: orang yang bisa menundukkan sebuah kerajaan, orang yang bisa tetapi tidak mau, atau orang yang mencegah orang lain melakukan hal itu ?”

“Nampaknya ada tugas yang lebih sulit daripada ketiganya,” kata Nasruddin.

“Apa itu?”

“Mencoba mengajar engkau untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.”

************************

Penyelundup


Ada kabar angin bahwa Mullah Nasrudin berprofesi juga sebagai penyelundup.

Maka setiap melewati batas wilayah, penjaga gerbang menggeledah jubahnya yang berlapis-lapis dengan teliti.

Tetapi tidak ada hal yang mencurigakan yang ditemukan. Untuk mengajar, Mullah Nasrudin memang sering harus melintasi batas wilayah.

Suatu malam, salah seorang penjaga mendatangi rumahnya. “Aku tahu, Mullah, engkau penyelundup. Tapi aku menyerah, karena tidak pernah bisa menemukan barang selundupanmu. Sekarang, jawablah penasaranku: apa yang engkau selundupkan ?”

“Jubah,” kata Nasrudin, serius.

********************

Terburu – Buru

Keledai Nasrudin jatuh sakit. Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya, ketakutan.

Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu lari lebih kencang lagi.

Beberapa teman Nasrudin sedang bekerja di ladang ketika melihat Nasrudin melaju kencang di atas kuda. Mengira sedang ada sesuatu yang penting, mereka berteriak,”Ada apa Nasrudin ? Ke mana engkau ? Mengapa terburu-buru ?”

Nasrudin balas berteriak, “Saya tidak tahu ! Binatang ini tidak mengatakannya kepadaku !”

**********************

Tampang Itu Perlu

Nasrudin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh.

“Tapi aku mengabdi kepada Allah saja,” kata Nasrudin.

“Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah,” kata istrinya.

Nasrudin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, “Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!” berulang-ulang.

Tetangganya ingin mempermainkan Nasrudin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasrudin. Tapi ia terkejut waktu Nasrudin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak “Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah.”

Sang tetangga menyerbu rumah Nasrudin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasrudin menjawab “Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah.”

Tetangganya marah. Ia mengajak Nasrudin menghadap hakim. Nasrudin berkelit, “Aku tidak pantas ke pengadilan dalam keadaan begini. Aku tidak punya kuda dan pakaian bagus. Pasti hakim berprasangka buruk pada orang miskin.”

Sang tetangga meminjamkan jubah dan kuda.Tidak lama kemudian, mereka menghadap hakim. Tetangga Nasrudin segera mengadukan halnya pada hakim.

“Bagaimana pembelaanmu?” tanya hakim pada Nasrudin. “Tetangga saya ini gila, Tuan,” kata Nasrudin.

“Apa buktinya?” tanya hakim.

“Tuan Hakim bisa memeriksanya langsung. Ia pikir segala yang ada di dunia ini miliknya. Coba tanyakan misalnya tentang jubah saya dan kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya. Apalagi pula uang saya.”

Dengan kaget, sang tetangga berteriak, “Tetapi itu semua memang milikku!”

Bagi sang hakim, bukti-bukti sudah cukup. Perkara putus.



http://meetabied.wordpress.com/2010/01/13/kumpulan-humor-sufi-cerita-lucu-nasrudin-versi-3-0/

Video Anak kristiani umur 4 th bermimpi Rosul saw jadi tahu tentang Islam

Video ini tentang kisah nyata seorang budak memiliki ilmu laduni karena bermimpi rosul : :Seorang budak lelaki ini keluarganya memang kristian dan tidak tahu bahasa arab, pada umur 4 tahun dia dapat dapat satu perkataan dari mimpi.. seorang lelaki yang pakai baju warna putih dan berdiri di bawah pokok. dan diajarkan kepadanya segala galanya tentang islam yang benar yang diajar oleh rasulullah s.a.w… . budak kecil ini telah menerangkan kepada semua org siapa itu Allah dan tidak boleh meyekutukan Allah. dan dia juga te;ah berceramah kepada semua manusia akan maksud islam yang sebenarnya. dan selepas kejadian itu keluarganya dan semua orang yang melihat kejadian itu telah terbuka hatinya untuk memasuki agama islam dan telah percaya bahawa islam adalah agama yang hebat.
Satu lagi kebesaran Allah… dan telah ditunjukkan kepada sesiapa sahaja yang Allah kehendaki…. dan telah menunjukkan sifat sifat Allah bahawa tiada yang mustahil bagi Allah.

artikel TASAWUF (SURYALAYA)


TASAWWUF
APA ITU TASAWWUF?
Banyak orang yang bertanya tentang apa itu tasawwuf, dari pemahaman penulis merujuk kepada keterangan yang ada dalam kitab Tanwirul Qulub karangan Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi hal 404, tasawwuf diterjemahkan sebagai ilmu batin dan ilmu yang paling agung dari ilmu-ilmu yang lain dengan tidak mengecilkan ilm-ilmu yang ada. Allah telah mengutamakan para hambanya yang ahli tasawwuf setelah kedudukan para Rosul dan para Nabi-Nya. Allah telah menjadikan hati mereka sebagai gudang–gudang rahasia dan telah mengkhususkan mereka diantara umatnya untuk menerbitkan cahaya-cahaya Ilahiyah. Dimanapun mereka berada hatinya selalu bersama Allah.
Masih dalam kitab yang sama (1332 H:406), batasan ilmu tasawwuf dalam kitab tersebut ialah untuk mengetaui keadaan nafsu terpuji dan tercela dan bagaimana cara membersihkan nafsu yang tercela tersebut, serta mengisinya dengan sifat-sfat yang terpuji dan juga untuk mengetahui bagaimana jalan menuju Allah.
Oleh karena itu, tak salah kiranya jika ilmu tasawwuf diartikan sebagai ilmu untuk mensucikan segala penyakit-penyakit hati dan ilmu untuk menjadikan ibadah kita khusyu yakni ketika beribadah hatinya selalu ingat kepada Allah.
Al kisah seorang ulama besar Imam Madzhab yaitu Imam Ahmad bin Hambali r.a pernah berwasiyat kepada anaknya yang bernama Abdullah: “Hai Abdullah wajib bagimu untuk menghapalkan hadits dan wajib bagimu untuk menjauhkan diri dari majlis dzikir yang mengakui dirinya golongan tasawwuf, karena sesungguhnya mereka adalah golongan orang yang bodoh terhadap hukum-hukum islam.“ Namun setelah Imam Ahmad bin Hambali r.a bersahabat dengan seorang ahli tasawwuf Abu Hamzah Al-Baghdadi dia jadi mengetahui tentang golongan tasawwuf . Dan akhirnya Imam Ahmad berwasiyat lagi kepada anaknya, “Hai anakku wajib bagimu bergabung dengan majlis dzikirnya orang-orang tasawwuf karena mereka itu berilmu tentang Allah , muroqobah khusyu rasa takut pada Allah, zuhud, dan bercita-cita tinggi.pada Allah (1332H:405).
Dan begitu pula Imam Madzhab yang lain yaitu Imam Syafi’i selalu hadir di majlis tasawwuf. Beliau mengatakan perlu bagi ahli fiqih untuk mengetahui istilah-istilah tasawwuf agar membawa manfaat dari ilmu yang tidak ada dalam dirinya. Imam syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambali bolak-balik menghadiri dan mengikuti majlis dzikir tasawwuf. Mereka berdua ditanya: “Apa yang kalian berdua lakukan, bolak balik kegolongan orang-orang yang bodoh itu?”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya mereka yang menamai golongan tasawwuf itu telah memiliki puncak segala urusan dan dia itu bertaqwa pada Allah, mencintai Allah dan mengenal Allah.
Kita tahu Allah telah mewajibkan ibadah sholat kepada umat Islam namun ibadah itu tidak akan diterima tanpa diiringi dengan kekhusyuan hati .Dan kekhusyuan itu hanya bisa didapat dengan ilmu tasawwuf, dan tasawwuf itu sendiri tidak bisa dipelajari sendiri, tetapi harus melalui seorang bimbingan Guru Ruhani yang dinamakan Mursyid. Jadi mencari Mursyid untuk belajar tasawwuf itu hukumnya menjadi wajib.Sebagaimana dalam kaidah ushul fiqih : “Maa laa yatimmul waajib illaa bihi fa huwa waajibun”. Artinya: “Tidak sempurna kewajiban kecuali dengan suatu perkara dan perkara itu hukumnya menjadi wajib “.
BAGAIMANA HUKUM MEMPELAJARI TASAWWUF
Ibadah akan sia-sia jika tidak diiringi dengan hati yang penuh dengan cahaya-Nya. Cahaya Allah tidak akan bisa ditangkap dengan hati yang kotor yang penuh dengan kedengkian, kesombongan, dendam dan lain–lain. Hal ini tidak ada cara lain kecuali harus mempelajari tasawwuf yang dibimbing langsung oleh Guru Ruhani yang disebut Mursyid.
Dan seluruh ahli thoriqot pun sepakat mewajibkan kepada seluruh manusia harus mencari guru yang memberi petunjuk kepadanya untuk menghilangkan macam –macam sifat yang bisa menjadi penghalang kepadanya dari ma’rifat ke hadrot Allah oleh hatinya. Hal itu dilakukan agar hati menjadi sah dan khusyu, sebab menghadirkan Allah dalam seluruh ibadah. Sedangkan dalam kenyataannya, hati tak akan bisa khusyu kepada Allah tanpa adanya bimbingan. Jadi mencari Mursyid itu hukumnya menjadi wajib. Sebagaimana dalam kaidah ushul fiqih: “Maa laa yatimmul waajib illaa bihi fa huwa waajibun.” Artinya: “Tidak sempurna kewajiban kecuali dengan suatu perkara dan perkara itu hukumnya menjadi wajib.”
Dalam hal ini Imam Al-Ghozali pun telah berpendapat bahwa hukum mempelajari tasawwuf atau thoriqot adalah fardlu ‘ain (wajib untuk setiap orang) bagi laki-laki maupun perermpuan, karena manusia tidak lepas dari kecacatan atau penyakit–penyakit hati, kecuali para Nabi Allah. Sebagaimana yang dikatakan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani qs: “Maka wajib bagi semua manusia untuk mencari kehidupan hati seperti untuk kehidupan keakhiratan dari ahli talqin dzikir di dunia ini sebelum datangnya maut.“
Syekh Abi Hasan Asy-Syadzili qs mengatakan: “Barangsiapa yang tidak ikut masuk thoriqot-ku yaitu thoriqot shufiyyah (thoriqot-nya orang-orang ahli tasawwuf) maka ketika mati, orang itu membawa dosa besar karena hukumnya fardlu‘ain. Oleh karena itu, maka wajib untuk pergi mencari seorang guru Mursyid untuk minta talqin dzikir, dan jika sudah menemukan Mursyid yang telah masyhur dalam mengobati muridnya, namun walaupun orang yang mau belajar itu dilarang oleh orang tuanya maka ia wajib untuk berguru.“
Sebagian orang–orang yang telah ma’rifat mengatakan: “Barangsiapa orang yang tidak memiliki bagian ilmu batin ini yaitu thoriqot tasawwuf maka aku takut orang itu jika meninggal dalam keadaan su’ul khotimah yaitu akhir yang jelek karena hati yang kotor.“
Dalam kitab Risalatul Qudsiyyah, Syekh Wahab Sya’roni telah berkata: “Mencari guru thoriqot itu wajib bagi tiap -tiap murid walaupun telah menjadi Ulama besar, karena sesungguhnya tiap–tiap orang yang tidak mendapat dzikir dari guru Mursyid yang memberi petunjuk kepadanya untuk mengeluarkan sifat–sifat yang cacat di hatinya. Maka orang itu telah ma’siyat kepada Allah dan Rosulnya, hal itu dikarenakan tidak mendapat petunjuk jalan untuk mengobati penyakit hatinya walaupun dengan memaksa tetap tidak akan membawa manfaat kalau tanpa Mursyid, walaupun orang tersebut telah hafal seribu kitab.”



Sabtu, 28 Mei 2011

Ken Johnson, Pengemis Terkaya di Dunia

Ken Johnson, 52, Pengemis Terkaya di dunia, Penghasilan Rp 418 JUTA/tahun. Dia selalu duduk di dekat toko Myer di Sydney’s CBD (Central Business Discrict), 16 jam sehari. Berbekal papan disampingnya, ia bisa mengumpulkan uang mencapai 418 juta dalam setahun dari para dermawan.

Tulisan yang dibawanya berbunyi ”Butuh bantuan untuk biaya hidup keluarga dan beli obat. Pembayaran penuh sangat membosankan. Tinggalkan saya sendirian jika anda orang yang tidak sopan dan kasar. Dengan cara bertahan dalam kegiatan monoton itulah Pria asal Newcastle ini menghidupi dirinya di George and Market St. Pada hari biasa, ia mendapat uang antara 600 ribu hingga 1,2 juta rupiah sehari. Jika beruntung, 3,3 juta rupiah bisa masuk kantong dalam sehari.

“Saya kecewa jika mengemis sepanjang Jumat dan hanya mendapat 2 juta rupiah,” katanya. Ia menambahkan ia pulang saat sudah mendapat cukup uang atau memang ingin pulang, tapi di hari baik ia selalu duduk lebih lama dari hari biasa. Ketika Sunday Telegraph menemuinya, hari sedang baik. Dalam 20 menit, ia mendapat sekitar 250 ribu rupiah.

Matematika Sedeka

Matematika Sedekah 

Oleh:

USTADZ YUSUF MANSUR

PENGANTAR
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dansedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para
pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. Kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.
Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya,
Saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga,kawan dan sahabat Saudara. Barangkali ada kebaikan bersama yang bias diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa Mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.
Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakanfadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampaikepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis,adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddien”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.

Matematika
Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
Ø 10 – 1 = 19
Ø Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Ø Kenapa matematikanya begitu?
Ø Matematika pengurangan darimana?
Ø Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?
Ø Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat. Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.
Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti
membalas dengan balasan yang pas buat kita.
Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak
Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikangantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.
Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar: 10 - 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
  1. 10 - 2= 28
  2. 10 - 3= 37
  3. 10 - 4= 46
  4. 10 - 5= 55
  5. 10 - 6= 64
  6. 10 - 7= 73
  7. 10 - 8= 82
  8. 10 - 9= 91
  9. 10 - 10= 100
Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan- kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya,menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. Kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya,
saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara. Barangkali ada kebaikan bersama yang bias diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya. Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat “mukhlishiina lahuddien”, derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.
2.5 % Tidaklah Cukup
Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.
Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:
Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000
Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
975.000 + 250.000 = 1.225.000
Lihat, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, “hanya” jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya “hanya” 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.
Coba Sedekah 10 %
Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh. Sehingga “skor” akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp. 1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.
Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.
Sedekah: Sebesar 10% 10% dari 1.000.000 = 100.000 Maka, tercatat di atas kertas: 1.000.000 – 100.000 = 900.000
Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000
Dengan perhitungan ini, dia “berhasil” mengubah penghasilannya, menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan.
2.5 ITU CUKUP, KALAU …
Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas pelan-pelan sisi ini, sampe kepada pemahaman yang mengagumkan tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita, haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pasti punya kebutuhan, akan tercukupi.
Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt, maka “pertambahannya” menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp.975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya. Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.
Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain selain sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba’diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan segala hajat kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang kita lakukan.
Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal, dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu, malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri. Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita. Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita Kalikan Dari Target Supaya Beroleh Lebih.
Saudaraku, ini menyambung tiga tulisan terdahulu. Kasusnya, tetap sama: Seorang karyawan dengan gaji 1jt, yang punya pengeluaran 2jt. Bila karyawan tersebut mau hidup tidak pas-pasan, dan mau dicukupkan Allah, dia harus menjaga dirinya dari keburukan, dan terus memacu dirinya dengan berbuat kebaikan dan kebaikan. Kemudian, lakukan sedekah 10% bukan dari gajinya, melainkan dari pengeluarannya.
Kita lihat ya…
Sedekah 10% dari 2jt (bukan dari gajinya yang 1jt), maka akan didapat angka sedekah sebesar Rp. 200rb. Gaji pokok sebesar 1jt, dikurang 200rb, menjadi tinggal 800rb. Lihat, angka tercatatnya tambah mengecil, menjadi tinggal 800.000.
Tapi di sinilah misteri sedekah yang ajaib. Yang 200rb yang disedekahkan, akan dikembalikan sepuluh kali lipat oleh Allah, atau menjadi 2jt. sehingga skor akhirnya bukan 800rb, melainkan 2,8jt.
Dengan perhitungan di atas, kebutuhannya yang 2jt, malah terlampaui. Dia lebih 800rb. Subhanallah. Apalagi kalau kemudian dia betul-betul mau memelihara diri dari maksiat dan dosa, dan mempertahankan perbuatan baik, maka lompatan besar akan terjadi dalam hidupnya. Sebuah perubahan besar, sungguh-sungguh akan terjadi. Baik kemuliaan hidup, kejayaan, kekayaan, hingga keberkahan dan ketenangan hidup. Sekali lagi, subhanallah.

TKP

Minggu, 01 Mei 2011

Mengapa Orang Lapar Lebih Gampang Marah?

Ada ungkapan bangsa yang pemarah adalah bangsa yang rakyatnya lapar. Ternyata ungkapan tersebut terbukti secara ilmiah, bahwa orang yang lapar memang gampang sekali naik darah.


http://public-domain.zorger.com/samantha-at-the-worlds-fair/hungry-angry-unhappy-man-waiting-for-dinner-poor-service-bad-review-restaurant-pen-ink-drawing.png

Rasa lapar biasanya diawali dengan suara "keroncongan" di dalam perut, berlanjut dengan lemas dan kelelahan. Beberapa orang yang sedang lapar juga menderita sakit kepala, penglihatan kabur, kebingungan dan pusing. Selanjutnya, kelaparan akan membuat orang benar-benar bertemperamen buruk, mudah marah dan rewel.


Kenapa rasa lapar membuat orang mudah marah?

Kemarahan adalah keadaan emosional yang disebabkan oleh keluhan atau suatu penderitaan. Orang bisa marah karena orang lain, karena ada kejadian atau karena dirinya sendiri.

Dilansir Livestrong, rasa lapar memang memicu amarah. Hal ini karena bila orang dibiarkan lapar dalam jangka waktu lama, maka kadar gula darah di dalam tubuhnya sangat terganggu.

Akibatnya, pasokan glukosa (gula) yang mencapai otak menjadi berkurang. Di dalam darah, glukosa dikirim juga ke otak sebagai sumber energi yang antara lain berguna untuk mengontrol temperamen dan emosi negatif lainnya.

Rendahnya kadar gula darah atau hipoglikemia inilah yang akan membuat amarah seseorang menjadi naik, sehingga mudah tersinggung dan marah. Gula darah rendah juga dapat disertai dengan kecemasan, kelelahan dan sakit kepala.

Bila tingkat serotonin dalam tubuh rendah, juga dapat membuat orang mudah tersinggung dan marah. Serotonin adalah hormon yang berfungsi mengontrol suasana hati, nafsu makan dan tidur, juga merupakan hormon yang membuat orang merasa bahagia dan menghilangkan emosi negatif.

Serotonin disintesis dalam tubuh dengan bantuan asam amino yang disebut triptofan. Triptofan tidak terbentuk di dalam tubuh dan harus dipasok oleh makanan. Dengan demikian, menambahkan menu harian dengan makanan kaya asam amino esensial menjadi sangat penting.

Banyak ahli gizi di seluruh dunia juga merekomendasikan mengatasi amarah dengan makanan yang mengandung glukosa atau makanan peningkat suasana hati untuk mencegah rasa lapar. Diet yang kaya protein, lemak dan serat akan membantu mencegah kelaparan.


Berikut beberapa makanan yang dapat meredakan amarah:

1. Pisang

http://www.susiej.com/reviews/wp-content/uploads/2010/10/banana.jpg

Pisang merupakan sumber triptofan yang sangat baik dan membantu meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh. Sarapan pisang dapat mencegah Anda mengalami rasa lapar dan kelesuan sebelum makan siang. Selain itu, pisang juga kaya karbohidrat yang diperlukan untuk penyerapan triptofan.

2. Kacang almond

http://www.wenshampoowarning.com/wp-content/uploads/2010/06/wen-fig-almond.jpg

Almond banyak mengandung asam amino triptofan. Kacang ini hadir dalam daftar makanan yang memiliki tingkat tertinggi asam amino. Ketika makan almond, triptofan masuk ke otak dengan cepat dan tingkat serotonin meningkat, sehingga bisa menjauhkan amarah.

3. Keju

http://wwp.us.com/product/cheese/images/cheese.jpg

Keju adalah sumber yang kaya protein, asam amino esensial triptofan dan karbohidrat. Dengan demikian, keju membantu meningkatkan mood dan menghilangkan sifat mudah tersinggung dan mudah marah.

4. Jus jeruk manis

http://www.marketingjump.com/wp-content/uploads/2010/11/1236852622_Orange-juice.jpg?e550d4c0

Segelas jeruk manis juga bisa menjadi peredam amarah. Campuran gula dalam perasan jeruk membuat batas-batas kesabaran lebih longgar dari yang seharusnya, sehingga berguna untuk mengontrol temperamen dan emosi negatif lainnya.